Direktur Eksekutif Institute Development for Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati pesimistis nilai tukar rupiah akan kembali menguat. Dia memprediksi, akan sulit bagi rupiah untuk menguat ke level Rp 12.500/US$.
Data Bank Indonesia (BI) hingga pekan ke-4 Februari menyebutkan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp 12.887/US$.
"Sekarang ini realistisnya memang kita tak bisa berharap (dolar AS) di bawah Rp 12.500. Di Rp 12.500 saja akan sulit," kata Enny di Warung Komando, Tebet, Jakarta, Minggu (5/4/2015).
Enny mengatakan, di tengah kondisi perekonomian global seperti saat ini, ditambah rencana kenaikan suku bunga di AS, penguatan rupiah ke Rp 12.500/US$ bisa dibilang mustahil. "Paling tidak sepanjang 2015 ini," ujarnya.
Namun, menurut Enny, sebenarnya faktor eksternal itu tak berpangaruh cukup banyak terhadap rupiah. Dia menilai faktor eksternal hanya berkontribusi sekitar 30%.
Oleh karena itu, situasi ekonomi domestik lah yang lebih menentukan pergerakan rupiah. Tingginya impor merupakan penyebab 'amukan' dolar AS terhadap rupiah.
"Ini kan dolar pulang kampung, tapi nggak ada dolar yang masuk karena realisasi investasi. Hanya sekedar komitmen," kata Enny.
Oleh karena itu, Enny mendesak pemerintah untuk membangun industri substitusi impor. Ini bisa dilakukan dengan mempermudah proses berinvestasi. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memulainya dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
(zul/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Ekonom Ini Sebut Asumsi Rupiah di APBN-P 2015 Sudah Tak Realistis
Dengan url
http://cleanheartsminds.blogspot.com/2015/04/ekonom-ini-sebut-asumsi-rupiah-di-apbn.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ekonom Ini Sebut Asumsi Rupiah di APBN-P 2015 Sudah Tak Realistis
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ekonom Ini Sebut Asumsi Rupiah di APBN-P 2015 Sudah Tak Realistis
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar